Perjalanan penyakit infeksi HIV dapat dibagi dalam:
1. Transmisi virus.
2. Infeksi HIV primer (sindrom retroviral akut).
3. Serokonversi.
4. Infeksi kronik asimtomatik.
5. Infeksi kronik simtomatik.
6. AIDS (indikator sesuai dengan CDC 1993 atau jumlah
CD4<200/mm3).
7. Infeksi HIV lanjut ditandai dengan jumlah CD4<50/mm3.
Setelah seseorang terinfeksi HIV, 2-6 minggu kemudian (rata-
rata 2 minggu) terjadilah sindrom retroviral akut. Lebih dari separuh
orang yang terinfeksi HIV akan menunjukkan gejala infeksi primer ini
yang dapat berupa gejala umum (demam, nyeri otot, nyeri sendi, rasa
lemah), kelainan mukokutan (ruam kulit, ulkus di mulut), pembengkakan
kelenjar limfa, gejala neurologi (nyeri kepala, nyeri belakang kepala,
fotofobia, depresi), maupun gangguan saluran cerna (anoreksia, nausea,
diare, jamur di mulut). Gejala ini dapat berlangsung 2-6 minggu dan akan
membaik dengan atau tanpa pengobatan. Setelah 2-6 minggu gejala
menghilang disertai serokonversi. Selanjutnya merupakan fase
asimtomatik, tidak ada gejala, selama rata-rata 8 tahun (5-10 tahun, di
negara berkembang lebih cepat). Sebagian besar pengidap HIV saat ini
berada pada fase ini. Penderita tampak sehat, dapat melakukan aktivitas
normal tetapi dapat menularkan kepada orang lain. Setelah masa tanpa
gejala, memasuki fase simtomatik, akan timbul gejala-gejala pendahuluan
seperti demam, pembesaran kelenjar limfa, yang kemudian diikuti oleh
infeksi oportunistik. Dengan adanya infeksi oportunistik maka perjalanan
penyakit telah memasuki stadium AIDS. Fase simtomatik berlangsung
rata-rata 1,3 tahun yang berakhir dengan kematian.
Setelah terjadi infeksi HIV ada masa di mana pemeriksaan
serologis antibodi HIV masih menunjukkan hasil negatif, sementara virus
sebenarnya telah ada dalam jumlah banyak. Pada masa ini, yang disebut
window period (periode jendela), orang yang telah terinfeksi ini sudah
dapat menularkan kepada orang lain walaupun pemeriksaan antibodi HIV
hasilnya negatif. Periode ini berlangsung selama 3-12 minggu.
Sebenarnya telah ada pemeriksaan laboratorium yang dapat mendeteksi,
yaitu pemeriksaan kadar antigen p24 yang meningkat bermakna. Tetapi
pemeriksaan ini mahal dan masih terbatas yang dapat melaksanakannya.
Sabtu, 29 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar